Entri Populer

Senin, 10 Maret 2014

Bagaikan siang dan malam Part 2

Luqman pernah mendapat sedikit cara dari Haji Muhidin untuk bisa berlapang dada nanti kelak ketika kita menghadapi penderitaan dan kesusahan,
yakni dengan banyak-banyak berlatih puasa. Melalui puasa-puasa sunnah.
Menurut beliau, dalam berpuasa, ketika lapar dan dahaga menyerang, kita diajarkan untuk bersabar.
Toh, betapapun hebatnya rasa lapar menyerang, rasa haus menyerang, kita tahu ada ujung di mana kelak penderitaan ini akan berakhir, yakni ketika buka puasa.
Kiranya demikianlah sikap kita terhadap penderitaan dan kesusahan kita,
bahwa betapapun beratnya ia akan segera berakhir seiring dengan waktu dan Kehendak Sang Maha.
Sementara itu, ada sebagian manusia yang menggelapkan sendiri kehidupannya yang mestinya terang.
Tapi ia pun tidak usah kuatir.
Biarkan. Keterlanjuran sudah terjadi.
Kita minta ampun saja sama Allah, dan biarlah Dia Yang Kuasa, mengubah kembali kegelapan hidup kita menjadi kembali terang.
Memang ada bedanya antara menggelapkan sendiri kehidupannya dengan yang tidak menggelapkan sendiri.
Adalah yang menggelapkan sendiri tidak bisa menunggu datangnya terang dengan sendirinya.
Perlu usaha melewati pintu taubah.
Tapi bila mereka yang gelap lantaran memang sedang diuji oleh kegelapan, mereka hanya perlu bersabar.
Suasana terang kadang datang sendirinya. Tidak perlu melalui pintu taubah. Wallahu a’lam.
Betapapun beratnya penderitaan dan sulitnya kesulitan, pasti ia akan berujung; hilangkan kecemasan, hilangan kekhawatiran, buang keputusasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar